Minggu, 07 November 2010

Suku Jawa

Suku Jawa merupakan suku terbesar yang ada di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Selain di ketiga propinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung, Banten, Jakarta dan Sumatera Utara.


Suku Jawa mempunyai dua sub-suku yaitu Osing dan Tengger.


Osing
Suku Osing berasal dari Banyuwangi dan merupakan penduduk mayoritas dibeberapa kecamatan di Banyuwangi. Suku Osing muncul pada akhir masa kerajaan Majapahit sekitar tahun 1478 M. Suku Using mempunyai kedekatan dengan suku Bali. hal ini sangat terluhat dari kesenian tradisional Gandrung yang mempunyai kemiripan dengan tari-tari tradisional bali lainnya, termasuk juga busana tari dan instrumen musiknya. Suku Using mempunyai Bahasa Using yang merupakan turunan langsung dari Bahasa Jawa Kuno seperti halnya Bahasa Bali. Bahasa Using berbeda dengan Bahasa jawa sehingga bahasa Using bukan merupakan dialek dari bahasa Jawa seperti anggapan beberapa kalangan.  Pada awal terbentuknya masyarakat Using kepercayaan utama suku Using adalah Hindu-Budha seperti halnya Majapahit. Namun berkembangnya kerajaan Islam di Pantura menyebabkan agama Islam dengan cepat menyebar di kalangan suku Using. Kesenian Suku Using sangat unik dan banyak mengandung unsur mistik seperti kerabatnya suku bali dan Suku Tengger. Kesenian utamanya antara lain Gandrung, Patrol, Seblang, Angklung, Tari Barong, Kuntulan, kendang kempul, janger, jaranan, jaran kincak, angklung caruk, dan Jedor.


Tengger

Suku Tengger adalah sebuah suku yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur, yakni menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan Malang.
Orang-orang suku Tengger dikenal taat dengan aturan dan agama Hindu. Mereka yakin merupakan keturunan langsung dari Majapahit. Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng dan Joko Sengger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger, yaitu "Teng" akhiran nama Roro An-"teng" dan "ger" akhiran nama dari Joko Se-"ger".
Bahasa tengger dituturkan di daerah Gunung Bromo yang termasuk wilayah Pasuruan, Probolinggo, Malang dan Lumajang.
Di Pasuruan, cara Tengger ditemukan di kecamatan Tosari, lalu di Probolinggo, daerah kecamatan Sukapura, sedangkan Malang, cara Tengger dituturkan di wilayah desa Ngadas, kecamatan Poncokusumo. Yang terakhir, di Lumajang dituturkan di wilayah Ranupane, kecamatan Senduro.
Dialek ini dianggap turunan basa Kawi dan banyak mempertahankan kalimat-kalimat kuno yang sudah tak digunakan lagi dalam Bahasa Jawa modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar