Jumat, 20 Mei 2011

Manusia dan Cinta Kasih

manusia dapat mempunyai  arti berbeda bila dibedakan menurut rohani, biologis dan juga kebudayaan. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar memengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cinta atau sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.
Seksualitas manusia, di samping menjamin reproduksi, mempunyai fungsi sosial penting, membuat ikatan / pertalian dan hirarki di antara individu. Hasrat seksual dialami sebagai sebuah dorongan / keinginan badani, sering disertai dengan emosi kuat positif (seperti cinta atau luapan kegembiraan) dan negatif (seperti kecemburuan / iri hati atau kebencian).

Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. Sedangkan cinta kasih adalah penuh pengorbanan, penuh pengampunan, penuh penghargaan dan penuh pengabdian pada sesamanya.

Dari kedua objek tersebut dapat dihubungkan bahwa setiap ras manusia memiliki perasaan akan kebutuhan untuk merasakan cinta yang benar-benar asli dari jiwa satu sama lain. Jika tidak ada hal tersebut maka kehidupan manusia akan terasa hampa serta tidak lengkap bahkan dapat menimbulkan frustasi atau kegilaan.

Tapi, sebaliknya jika manusia berhasil dalam suatu hubungan percintaan, maka dia akan mencapai kebahagiaan yang tak ternilai harganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar